Sabtu, 23 Januari 2010

Biologi - Penyakit Menular Seksual


Penyakit menular seksual/ PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.  Menurut the Centers for Disease Control (CDC) terdapat lebih dari 15 juta kasus PMS dilaporkan per tahun.  Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini.

Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama.  PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan.

Penting untuk diperhatikan bahwa kontak seksual tidak hanya hubungan seksual melalui alat kelamin. Kontak seksual juga meliputi ciuman, kontak oral-genital, dan pemakaian “mainan seksual”, seperti vibrator. Sebetulnya, tidak ada kontak seksual yang dapat benar-benar disebut sebagai “seks aman”. Satu-satunya yang betul-betul “seks aman” adalah  abstinensia.  Hubungan seks dalam konteks hubungan monogamI di mana kedua individu bebas dari IMS juga dianggap “aman”. Kebanyakan orang menganggap berciuman sebagai aktifitas yang aman.  Sayangnya, sifilis, herpes dan penyakit-penyakit lain dapat menular lewat aktifitas yang nampaknya tidak berbahaya ini. Semua bentuk lain kontak seksual juga berisiko. Kondom umumnya dianggap merupakan perlindungan terhadap IMS. Kondom sangat berguna dalam mencegah beberapa penyakit seperti HIV dan gonore. Namun kondom kurang efektif dalam mencegah herpes, trikomoniasis dan klamidia. Kondom memberi proteksi kecil terhadap penularan HPV, yang merupakan penyebab kutil kelamin.

Beberapa penyakit menular seksual:
    * Klamidia – klamidia adalah PMS yang sangat berbahaya dan biasanya tidak menunjukkan gejala; 75% dari perempuan dan 25% dari pria yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali.
    * Gonore – gonore adalah salah satu PMS yang sering dialporkan.  40% penderita akan mengalami Penyakit Radang Panggul (PRP) jika tidak diobati, dan hal tersebut dapat menyebabkan kemandulan.
    * Hepatitis B – vaksin pencegahan penyakit ini sudah ada, tapi sekali terkena penyakit ini tidak dapat disembuhkan; dapat menyebabkan kanker hati.
    * Herpes – terasa nyeri dan dapat hilang timbul; dapat diobati untuk mengurangi gejala tetapi tidak dapat disembuhkan.
    * HIV/AIDS – dikenal pertama kali pada tahun 1984, AIDS adalah penyebab kematian ke enam pada laki-laki dan perempuan muda.  Virus ini fatal dan menimbulkan rasa sakit yang cukup lama sebelum kemudian meninggal.
    * Human Papilloma Virus (HPV) & Kutil kelamin – PMS yang paling sering, 33% dari perempuan memiliki virus ini, yang dapat menyebabkan kanker serviks dan penis dan nyeri pada kelamin.
    * Sifilis – jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan otak dan hati yang serius.
    * Trikomoniasis – dapat menyebabkan keputihan yang berbusa atau tidak ada gejala sama sekali.  Pada perempuan hamil dapat menyebabkan kelahiran premature.

Klamidia

Tipe: Bakterial

Cara Penularan: Hubungan seks vaginal dan anal.

Gejala: Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25% kasus pada laki-laki tidak menunjukkan gejala. Gejala yang ada meliputi keputihan yang abnormal, dan rasa nyeri saat kencing baik pada laki-laki maupun perempuan. Perempuan juga dapat mengalami rasa nyeri pada perut bagian bawah atau nyeri saat hubungan seksual, pada laki-laki mungkin akan mengalami pembengkakan atau nyeri pada testis.

Pengobatan: Infeksi dapat diobati dengan antibiotik. Namun pengobatan tersebut tidak dapat menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.

Konsekuensi yang mungkin terjadi pada orang yang terinfeksi: Pada perempuan, jika tidak diobati, sampai 30% akan mengalami Penyakit Radang Panggul (PRP) yang pada gilirannya dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis. Pada laki-laki, jika tidak diobati, klamidia akan menyebabkan epididymitis, yaitu sebuah peradangan pada testis (tempat di mana sperma disimpan), yang mungkin dapat menyebabkan kemandulan. Individu yang terinfeksi akan berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut.

Konsekuensi yang mungkin terjadi pada janin dan bayi baru lahir: Lahir prematur, pneumonia pada bayi dan infeksi mata pada bayi baru lahir yang dapat terjadi karena penularan penyakit ini saat proses persalinan.

Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual secara vaginal maupun anal dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko tertular penyakit ini.

Gonore

Tipe: Bakterial

Cara penularan: Hubungan seks vaginal, anal dan oral.

Gejala: Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan gejala, jika gejala muncul, sering hanya ringan dan muncul dalam 2-10 hari setelah terpapar. Gejala-gejala meliputi discharge dari penis, vagina, atau rektum dan rasa panas atau gatal saat buang air kecil.

Pengobatan: Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik.  Namun tidak dapat menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.

Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi: Pada perempuan jika tidak diobati, penyakit ini merupakan penyebab utama penyakit Radang Panggul, yang kemudian dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis. Dapat menyebabkan kemandulan pada pria. Gonore yang tidak diobati dapat menginfeksi sendi, katup jantung dan/atau otak.

Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir: Gonore dapat menyebabkan kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis sepsis pada bayi yang terinfkesi pada proses persalinan. Untuk mencegah kebutaan, semua bayi yang lahir di rumah sakit biasanya diberi tetesan mata untuk pengobatan gonore.

Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk pencegahan. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini.

Hepatitis B (HBV)

Tipe: Viral

Cara Penularan: Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; memakai jarum suntik bergantian; perlukaan kulit karena alat-alat medis dan kedokteran gigi; melalui transfusi darah.

Gejala: Sekitar sepertiga penderita HBV tidak menunjukkan gejala. Gejala yang muncul meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, lemah, kehilangan nafsu makan, muntah dan diare. Gejala-gejala yang ditimbulkan karena gangguan di hati meliputi air kencing berwarna gelap, nyeri perut, kulit menguning dan mata pucat.

Pengobatan: Belum ada pengobatan. Kebanyakan infeksi bersih dengan sendirinya dalam 4-8 minggu. Beberapa orang menjadi terinfeksi secara kronis.

Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi: Untuk orang-orang yang terinfeksi secara kronis, penyakit ini dapat berkembang menjadi cirrhosis, kanker hati dan kerusakan sistem kekebalan.

Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir: Perempuan hamil dapat menularkan penyakit ini pada janin yang dikandungnya.  90% bayi yang terinfeksi pada saat lahir menjadi karier kronik dan berisiko untuk tejadinya penyakit hati dan kanker hati. Mereka juga dapat menularkan virus tersebut. Bayi dari seorang ibu yang terinfeksi dapat diberi immunoglobulin dan divaksinasi pada saat lahir, ini berpotensi untuk menghilangkan risiko infeksi kronis.

Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks dengan orang yang terinfeksi khususnya seks anal, di mana cairan tubuh, darah, air mani dan secret vagina paling mungkin dipertukarkan adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan virus hepatitis B melalui hubungan seks. Kondom dapat menurunkan risiko tetapi tidak dapat sama sekali menghilangkan risiko untuk tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Hindari pemakaian narkoba suntik dan memakai jarum suntik bergantian. Bicarakan dengan petugas kesehatan kewaspadaan yang harus diambil untuk mencegah penularan Hepatitis B, khususnya ketika akan menerima tranfusi produk darah atau darah. Vaksin sudah tersedia dan disarankan untuk orang-orang yang berisiko terkena infeksi Hepatitis B. Sebagai tambahan, vaksinasi Hepatitis B sudah dilakukan secara rutin pada imunisasi anak-anak sebagaimana direkomendasikan oleh the American Academy of Pediatrics.

Herpes Genital (HSV-2)

Tipe: Viral

Cara Penularan: Herpes menyebar melalui kontak seksual antar kulit dengan bagian-bagian tubuh yang terinfeksi saat melakukan hubungan seks vaginal, anal atau oral. Virus sejenis dengan strain lain yaitu Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1) umumnya menular lewat kontak non-seksual dan umumnya menyebabkan luka di bibir. Namun, HSV-1 dapat juga menular lewat hubungan seks oral dan dapat menyebabkan infeksi alat kelamin.

Gejala-gejala: Gejala-gejala biasanya sangat ringan dan mungkin meliputi rasa gatal atau terbakar; rasa nyeri di kaki, pantat atau daerah kelamin; atau keputihan. Bintil-bintil berair atau luka terbuka yang terasa nyeri juga mungkin terjadi, biasanya di daerah kelamin, pantat, anus dan paha, walaupun dapat juga terjadi di bagian tubuh yang lain. Luka-luka tersebut akan sembuh dalam beberapa minggu tetapi dapat muncul kembali.

Pengobatan: Belum ada pengobatan untuk penyakit ini. Obat anti virus biasanya efektif dalam mengurangi frekuensi dan durasi (lamanya) timbul gejala karena infeksi HSV-2.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Orang yang terinfeksi dan memiliki luka akan meningkat risikonya untuk terinfeksi HIV jika terpapar sebab luka tersebut menjadi jalan masuk virus HIV.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Perempuan yang mengalami episode pertama dari herpes genital pada saat hamil akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya kelahiran prematur. Kejadian akut pada masa persalinan merupakan indikasi untuk dilakukannya persalinan dengan operasi cesar sebab infeksi yang mengenai bayi yang baru lahir akan dapat menyebabkan kematian atau kerusakan otak yang serius.

Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan virus herpes genital melalui hubungan seks. Kondom dapat mengurangi risiko tetapi tidak dapat samasekali menghilangkan risiko tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Walaupun memakai kondom saat melakukan hubungan seks, masih ada kemungkinan untuk tertular penyakit ini yaitu melalui adanya luka di daerah kelamin.

HIV/AIDS

Tipe: Viral   

Cara Penularan: Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; darah atau produk darah yang terinfeksi; memakai jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba; dan dari ibu yang terinfeksi kepada janin dalam kandungannya, saat persalinan, atau saat menyusui.

Gejala-gejala: Beberapa orang tidak mengalami gejala saat terinfeksi pertama kali. Sementara yang lainnya mengalami gejala-gejala seperti flu, termasuk demam, kehilangan nafsu makan, berat badan turun, lemah dan pembengkakan saluran getah bening. Gejala-gejala tersebut biasanya menghilang dalam seminggu sampai sebulan, dan virus tetap ada dalam kondisi tidak aktif (dormant) selama beberapa tahun. Namun, virus tersebut secara terus menerus melemahkan sistem kekebalan, menyebabkan orang yang terinfeksi semakin tidak dapat bertahan terhadap infeksi-infeksi oportunistik.

Pengobatan: Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obat anti retroviral digunakan untuk memperpanjang hidup dan kesehatan orang yang terinfeksi. Obat-obat lain digunakan untuk melawan infeksi oportunistik yang juga diderita.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Hampir semua orang yang terinfeksi HIV akhirnya akan menjadi AIDS dan meninggal karena komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan AIDS.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: 20-30% dari bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV akan terinfeksi HIV juga dan gejala-gejala dari AIDS akan muncul dalam satu tahun pertama kelahiran, 20% dari bayi-bayi yang terinfeksi tersebut akan meninggal pada saat berusia 18 bulan. Obat antiretroviral yang diberikan pada saat hamil dapat menurunkan risiko janin untuk terinfeksi HIV dalam proporsi yang cukup besar. Lihat Prenatal Risk Assessment: AIDS untuk infomasi lebih lanjut tentang AIDS dan kehamilan.

Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi, khususnya hubungan seks anal, di mana cairan tubuh, darah, air mani atau secret vagina paling mungkin dipertukarkan, adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk mencegah penularan HIV melalui hubungan seks. Kondom dapat menurunkan risiko penularan tetapi tidak menghilangkan sama sekali kemungkinan penularan. Hindari pemakaian narkoba suntik dan saling berbagi jarum suntik. Diskusikan dengan petugas kesehatan tindakan kewaspadaan yang harus dilakukan untuk mencegah penularan HIV, terutama saat harus menerima transfusi darah maupun produk darah.

Human Papilloma Virus (HPV)

Tipe: Viral

Cara Penularan: Hubungan seksual vaginal, anal atau oral.

Gejala-gejala: Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai bunga kol tumbuh di dalam atau pada kelamin, anus dan tenggorokan.

Pengobatan: Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. Kutil dapat dihilangkan dengan cara-cara kimia, pembekuan, terapi laser atau bedah.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: HPV adalah virus yang menyebabkan kutil kelamin. Beberapa strains dari virus ini berhubungan kuat dengan kanker serviks sebagaimana halnya juga dengan kanker vulva, vagina, penis dan anus. Pada kenyataannya 90% penyebab kanker serviks adalah virus HPV. Kanker serviks ini menyebabkan kematian 5.000 perempuan Amerika setiap tahunnya.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Pada bayi-bayi yang terinfeksi virus ini pada proses persalinan dapat tumbuh kutil pada tenggorokannya yang dapat menyumbat jalan nafas sehingga kutil tersebut harus dikeluarkan.

Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan. Kondom hampir tidak berfungsi sama sekali dalam mencegah penularan virus ini melalui hubungan seks.

Sifilis

Tipe: Bakterial

Cara Penularan: Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks vaginal, anal atau oral. Namun, penyakit ini juga dapat ditularkan melalui hubungan non-seksual jika ulkus atau lapisan mukosa yang disebabkan oleh sifilis kontak dengan lapisan kulit yang tidak utuh dengan orang yang tidak terinfeksi.

Gejala-gejala: Pada fase awal, penyakit ini menimbulkan luka yang tidak terasa sakit atau "chancres" yang biasanya muncul di daerah kelamin tetapi dapat juga muncul di bagian tubuh yang lain, jika tidak diobati penyakit akan berkembang ke fase berikutnya yang dapat meliputi adanya gejala ruam kulit, demam, luka pada tenggorokan, rambut rontok dan pembengkakan kelenjar di seluruh tubuh.

Pengobatan: Penyakit ini dapat diobati dengan penisilin; namun, kerusakan pada organ tubuh yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Jika tidak diobati, sifilis dapat menyebabkan kerusakan serius pada hati, otak, mata, sistem saraf, tulang dan sendi dan dapat menyebabkan kematian. Seorang yang sedang menderita sifilis aktif risikonya untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut akan meningkat karena luka (chancres) merupakan pintu masuk bagi virus HIV.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Jika tidak diobati, seorang ibu hamil yang terinfeksi sifilis akan menularkan penyakit tersebut pada janin yang dikandungnya. Janin meninggal di dalam dan meninggal pada periode neonatus terjadi pada sekitar 25% dari kasus-kasus ini 40-70% melahirkan bayi dengan sifilis aktif. Jika tidak terdeteksi, kerusakan dapat terjadi pada jantung, otak dan mata bayi.

Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan sifilis melalui hubungan seksual. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak menghilangkan risiko tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Masih ada kemungkinan tertular sifilis walaupun memakai kondom yaitu melalui luka yang ada di daerah kelamin. Usaha untuk mencegah kontak non-seksual dengan luka, ruam atau lapisan bermukosa karena adanya sifilis juga perlu dilakukan.

Trikomoniasis

Tipe: Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis.

Prevalensi: Trikomoniasis adalah PMS yang dapat diobati yang paling banyak terjadi pada perempuan muda dan aktif seksual. Diperkirakan, 5 juta kasus baru terjadi pada perempuan dan laki-laki.

Cara Penularan: Trikomoniasis menular melalui kontak seksual. Trichomonas vaginalis dapat bertahan hidup pada benda-benda seperti baju-baju yang dicuci, dan dapat menular dengan pinjam meminjam pakaian tersebut.

Gejala-gejala: Pada perempuan biasa terjadi keputihan yang banyak, berbusa, dan berwarna kuning-hijau. Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang air kecil dan atau saat berhubungan seksual juga sering terjadi. Mungkin terdapat juga nyeri vagina dan gatal atau mungkin tidak ada gejala sama sekali. Pada laki-laki mungkin akan terjadi radang pada saluran kencing, kelenjar, atau kulup dan/atau luka pada penis, namun pada laki-laki umumnya tidak ada gejala.

Pengobatan: Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga harus diobati.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Radang pada alat kelamin pada perempuan yang terinfeksi trikomoniasis mungkin juga akan meningkatkan risiko untuk terinfeksi HIV jika terpapar dengan virus tersebut. Adanya trikomoniasis pada perempuan yang juga terinfeksi HIV akan meningkatkan risiko penularan HIV pada pasangan seksualnya.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Trikomoniasis pada perempuan hamil dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan kelahiran prematur.

Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satu cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan trikomoniasis melalui hubungan seksual. Kondon dan berbagai metode penghalang sejenis yang lain dapat mengurangi tetapi tidak menghilangkan risiko untuk tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Hindari untuk saling pinjam meminjam handuk atau pakaian dengan orang lain untuk mencegah penularan non-seksual dari penyakit ini.

Bakterial Vaginosis

Tipe: Bakterial

Cara Penularan: Hubungan seksual yang kurang sehat seperti sering berganti pasangan tanpa pengaman. Kebersihan vagina yang kurang terjaga, seperti: cara membersihkan vagina yang tidak tepat. Kontaminasi vagina oleh bakteri yang berasal dari tinja dapat dicegah jika perempuan membersihkan vagina dengan gerakan tangan dari arah uretra ke anus (dari depan ke belakang). Sedangkan cara membersihkan air ke arah vagina justru memungkinkan infeksi bakterial vaginosis.

Gejala: Salah satu penyakit yang paling sering menyerang organ intim perempuan adalah bakterial vaginosis. Penyakit ini merupakan infeksi vagina yang disebabkan oleh bakteri Gardenella vaginalis. Gejala yang timbul cenderung ditandai keputihan yang cairannya terlihat berwarna kekuningan dan disertai bau tidak sedap. Keputihan ini hampir selalu ada dan lebih nyata sesaat Anda melakukan hubungan seksual dengan pasangan. Juga disertai rasa nyeri saat buang air kecil.

Pengobatan: Segera periksalah diri ke dokter, pemeriksaaan yang akan dilakukan oleh dokter adalah mengambil sampel cairan keputihan Anda dan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa. Jika ditemukan pengembangbiakan bakteri, dokter akan melakukan pengobatan dengan cara memberikan krim untuk vagina dan antibiotik untuk menyembuhkan infeksi.

Konsekuensi yang Mungkin Timbul pada Orang yang Terinfeksi: Kondisi paling parah adalah iritasi yang dapat menimbulkan rasa gatal atau pedih di sekitar kemaluan, bahkan dapaat menyebabkan gagal ginjal.

Kandidiadis

Tipe: Disebabkan oleh infeksi oleh jamur Candida.

Cara Penularan: Kelembaban dan kehangatan. Jika lingkungan sekitarnya menguntungkan (misalnya lembab atau hangat) atau jika terdapat gangguan sistem kekebalan, maka jamur bisa menginfeksi kulit. Candida tumbuh dengan subur dalam suasana hangat dan lembab. Pemakaian antibiotik, kadang orang yang mengkonsumsi antibiotik menderita infeksi Candida karena antibiotik membunuh bakteri yang dalam keadaan normal terdapat di dalam jaringan, sehingga pertumbuhan Candida tidak terkendali. Kortikosteroid atau terapi imunosupresan pasca pencangkokan organ.

Gejala-gejala: Gejalanya bervariasi, tergantung kepada bagian tubuh yang terkena seperti infeksi pada lipatan kulit (infeksi intertriginosa), Infeksi pada lipatan kulit atau pusar biasanya menyebabkan ruam kemerahan, yang seringkali disertai adanya bercak-bercak yang mengeluarkan sejumlah kecil cairan berwarna keputihan. Bisa timbul bisul-bisul kecil, terutama di tepian ruam dan ruam ini menimbulkan gatal atau rasa panas. Ruam Candida di sekitar anus tampak kasar, berwarna merah atau putih dan terasa gatal.

Pengobatan: Infeksi biasanya mudah diatasi dengan krim atau lotion. Untuk infeksi kulit, vagina dan penis biasanya digunakan krim nistatin selama 7-10 hari. Untuk infeksi vagina dan anus juga tersedia obat dalam bentuk suppositoria (obat yang dimasukkan langsung ke dalam vagina atau anus). Obat kumur atau dalam bentuk permen hisap diberikan kepada penderita thrush. Untuk infeksi kulit kadang diberikan salep corticosteroid bersamaan dengan krim anti-jamur karena salep bisa mengurangi gatal dan nyeri (meskipun tidak membantu penyembuhan infeksinya sendiri). Menjaga kulit tetap kering dapat membantu meredakan infeksi dan mencegah kembalinya jamur. Bedak polos atau bedak yang mengandung nistatin bsia membantu menjaga agar kulit tetap kering.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Infeksi- infeksi pada kulit seperti infeksi pada lipatan kulit (infeksi intertriginosa), infeksi vagina (vulvovaginitis), infeksi penis, thrush, dan paronikia.

Infeksi Saluran Reproduksi lain yang di antaranya:
    * Bakterial Vaginosis – Menyebabkan nyeri saat buang air kecil, jika tidak diobati dapat menyebabkan kegagalan ginjal.
    * Kandidiasis - Kandidiasis, atau infeksi jamur, sesungguhnya bukan PMS namun dapat juga ditularkan melalui hubungan seksual, menyebabkan rasa seperti terbakar, gatal dan tidak nyaman.  Dapat diobati dengan obat yang dijual tanpa resep, namun biasanya dapat kambuh. info lebih lanjut.
    * Chancroid – Luka atau bintil yang besar dan nyeri, dapat pecah.
    * Granuloma Inguinale – Menyebabkan luka-luka yang tidak terasa sakit yang dapat membesar dan mudah berdarah.
    * Lymphogranuloma Venereum – Menyebabkan lesi-lesi, luka dan abses pada lipat paha.
    * Molluscum Contagiosum – Virus ini menyebabkan lesi-lesi yang halus dan mengkilap yang harus dihilangkan satu per satu oleh dokter.
    * Mucopurulent Cervicitis (MPC) – Menyebabkan keluarnya keputihan dari serviks, dapat menyebabkan Penyakit Radang Panggul atau keguguran pada ibu hamil.
    * Nongonococcal Urethritis (NGU) – Mengenai laki-laki dan dapat menyebabkan masalah pada saat buang air kecil, dapat disebabkan oleh klamidia.
    * Penyakit Radang Panggul/Pelvic Inflammatory Disease (PID) – Dapat disebabkan oleh berbagai bakteri, menular melalui hubungan seksual atau cara-cara lain.  Dapat menyebabkan rasa nyeri, kemandulan dan bahkan kematian.

Jumat, 22 Januari 2010

Geografi - Negara Jerman


1.   Letak astronomis Negara Jerman terletak pada:
      47  LU-55  LU dan 6  BT-15  BT

2.   Letak geografis Negara Jerman terletak pada:
      Jerman terletak di jantung Eropa dan dikelilingi sembilan negara tetangga: Perancis, Swis, Austria, Cekia, Polandia, Denmark, Belanda, Belgia, Luksemburg

3.   Letak geologis atau letak batu-batuannya terletak pada:
      Dari Laut Utara dan Laut Baltik hingga Pegunungan Alpen di sebelah selatan, struktur geografis Jerman terbagi dalam dataran Jerman Utara, ambang bukit barisan, daerah bukit barisan berteras di Jerman bagian barat daya, daerah kaki Pegunungan Alpen di Jerman Selatan, dan Pegunungan Alpen Bavaria.

4.   Batas-batas Negara Jerman adalah sebagai berikut:
Utara         : Laut Balatik, Denmark, dan Laut Utara.
Timur         : Polandia, Ceko, dan Slovakia.
Selatan      : Swiss dan Austria.
Barat         : Belanda, Luxsemburg, Belgia, dan Perancis.

5.   Luas negara Jerman kira-kira:
356.970 km²

6.   Iklim di Negara Jerman:
      Secara astronomi Jerman memiliki iklim yang mendapat pengaruh iklim laut. Iklim di Jerman hangat pada musim panas dan sejuk pada musim dingin. Secara geografis, juga terbagi 2 iklim, yaitu iklim kawasan pantai (iklim laut) dan kawasan pedalaman beriklim kontinental yang mendapat pengaruh angin darat. 

7.   Sungai-sungai dan Danau-danau yang terletak di Negara Jerman adalah:
Lereng Pegunungan Alpen yang menghadap kearah Jerman dan merupakan hulu sebagian dari sungai di Eropa, seperti Sungai Rhein, Donau, Elbe, dan lain-lain. Rhein 865 km, Elbe 700 km, Donau 686 km Kota-kota terbesar Berlin 3,4 juta penduduk, Hamburg (1,8 juta), München (1,3 juta), Köln (1,0 juta), Frankfurt am Main (662.000).

8.   Pegunungan, gunung, dataran tinggi, dan dataran rendah yang terletak di Negara Jerman adalah:
Bagian utara merupakan bagian dari dataran rendah Eropa Utara sedangkan bagian tengah dan selatan merupakan dataran tinggi, bukit-bukit, dan bagian paling selatan merupakan lereng dari Pegunungan Alpen sedangkan gunung yang tertinggi adalah Zugspitze (2.963 m).

9.   Jumlah penduduk di Negara Jerman adalah:
Jumlah penduduk              : ± 81.600.000 jiwa.
Penduduk asli                   : Campuran Suku Tentania, Kelt, dan Bangsa Slavia.
Penduduk mayoritas      : Sekitar 6,7 juta non-warganegara tinggal di Jerman. Dengan yang terbesar datang dari Turki, diikuti oleh Italia, Yunani, Kroasia, Belanda, Serbia, Montenegro, Spanyol, Bosnia dan Herzegovina, Austria, Portugal, Vietnam, Maroko, Polandia, Macedonia, Lebanon dan Perancis . Sekitar 2/3-nya telah berada di negara ini selama 8 tahun atau lebih, dan oleh karena itu bisa dinaturalisasikan..
Agama secara mayoritas   : Kristen Protestan dan Katolik.
Lagu kebangsaannya         : Deutschland Duetschland
Bahasa resminya               : Bahasa Jerman

10. Perekonomian yang terdapat di Negara jerman adalah sebagai berikut:
    Pertanian:
1.      Padi-padian di Pegunungan Alpen, sepanjang Sungai Weser, Wesfalen, dan daerah Bavaria Utara.          
2.      Umbi-umbian di Fankfrut-am-Main, Numbreg, dan Wurzburg.
3.      Anggur dan buah-buahan di Lembah Sungai Rhein, sungai Mosel, sungai Elbe, dan sekitar kota Stuttgart.
4.      Kentang di Luxzemburg Heide.

Kehutanan: Luas wilayah hutan di Jerman adalah 32% dari luas total wilayah Jerman, yang merupakan bentuk tata guna lahan terluas kedua setelah pertanian. Beberapa hutan yang terkenal adalah hutan Bavarian dan Rhineland-Palatinate. Proporsi hutan konifer mencakup 57,6%, meskipun sudah mulai banyak dikonversi menjadi hutan jenis pohon berdaun lebar (broadleaved species), akan tetapi proporsinya masih mendominasi hutan di Jerman. Norway spruce (di Jerman dikenal: Fichte) merupakan pohon yang paling umum dijumpai dari jenis konifer. Disusul kemudian European beech (Jerman: Rotbuche) yang merupakan hutan gugur daun (deciduous forest) dengan perkembangan yang pesat.
     
      Perkebunan:
      Pada bidang perkebunan meliputi kelapa sawit, kopi, teh, tembakau, kopi, dan produk karet.
     
      Pertambangan:
Batubara dan Besi merupakan tambang terpenting. Daerah pertambangan Batubara di daerah Sungai Ruhr, sungai Saar. Sedangkan tambang Besi di Ruhr.

      Perindustrian:
1.      Industri Besi Baja di Ruhr, Saar, dan Bremen.
2.      Industri penyulingan minyak di kota Ruhr, wilayah Bavana Tengah dan kota Karlsruhe.
3.      Industri mobil VW di kota Lower Saxony, Mercedes Bens du Stuttgart, dan BMW di kota Munich.
4.      Industri tekstil di Wappertal, Aken, Hannover, dan Munich.
5.      Industri konstruksi mesin di Leipzig, Kiel, Humburg, Munnich, dan Hannover.
6.      Industri peralatan listrik, alat ukur dan alat optic di Leizig, Dresden, dan Erfurt.

10. Kota-kota penting di Negara Jerman:
Adalah Berlin, Luxzemburg, Belgia, Elbe, dll.

12.  Bentuk pemerintahan Negara Jerman:
       Adalah Berbentuk Republik Federal, kepala
Negara seorang Presiden, sedangkan kepala pemerintahan seorang Kanselir.

13.  Hubungan Negara Jerman dengan Negara Indonesia pada bidang:
Pada bidang politik:
Tujuan politik pembangunan Jerman adalah untuk memperbaiki situasi kehidupan masyarakat, terutama masyarakat miskin, di negara-negara mitra kami.

Politik tersebut mengikuti cita-cita pembangunan global yang berkesinambungan, yang dimana generasi sekarang memiliki kemungkinan untuk berkembang, tanpa membatasi kesempatan generasi mendatang.

Pembangunan global yang berkesinambungan mensyaratkan tiga hal penting yang harus terpenuhi:
·          Pertumbuhan ekonomi yang produktif
·          Keadilan sosial dan
·          Ekologi yang berkesinambungan
Kerjasama pembangunan membantu penerapan ketiga tujuan ini di negara-negara mitra dengan pemberantasan kemiskinan, peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan pengembangan sektor privat dan perlindungan dasar kehidupan alam.

Tujuan pembangunan global yang berkesinambungan hanya akan tercapai, apabila reformasi dan penyesuaian struktur di negara-negara industri yang diperlukan terjadi di setiap level. Oleh karenanya usaha kami dalam (membentuk) kerjasama dengan mitra-mitra kami harus didukung oleh para politisi di dalam negeri. Ini merupakan hal yang terpenting yaitu mengenai kepercayaan dan juga pandangan masa depan politik pembangunan. Selain itu, reformasi dalam negeri di negara-negara industri memberikan ruang gerak finansial bagi kelanjutan bantuan luar negeri dalam jangka panjang.

Politik pembangunan merupakan tugas bersama yang memerlukan/mensyaratkan tujuan bersama. Politik tersebut membentuk kerangka bagi kerjasama dengan negara-negara mitra. Tujuan global tersebut ditetapkan dalam konferensi-konferensi internasional. Masyarakat internasional telah memformulasikan tujuan bersama mereka dalam puncak milenium di New York, dalam konferensi PBB di Monterrey tentang pembiayaan pembangunan dan dalam konferensi berkesinambungan di Johannesburg.

Republik Federal Jerman telah berkomitmen untuk andil secara aktiv dalam mewujudkan tujuan-tujuan tersebut. Program Aksi 2015 lintas instansi merupakan instrumen sentral Pemerintah Jerman  dalam rangka memenuhi tugas-tugas tersebut. Program aksi tersebut berorientasi kepada tiga Tujuan utama  yaitu memerangi kemiskinan, mengamankan perdamaian, pelaksanaan globalisasi dengan adil. Penanggungjawab adalah Kementrian Federal Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ).

Pada bidang ekonomi:
Hubungan ekonomi antara Indonesia dan Jerman memiliki tradisi yang baik, cukup lama dan intensif. Jerman memiliki hubungan yang lebih tua dan lebih dalam ke Indonesia daripada ke negara-negara lainnya di Asia Timur atau Tenggara. Sejak abad ke 16 telah banyak saudagar, ilmuwan, dokter, misionaris, tentara dan pegawai dari Jerman yang tinggal di Indonesia. Kehadiran perekonomian Jerman di Indonesia sudah dimuali sejak abad ke 19 (Siemens 1855, Krupp 1876).

Perekonomian Republik Federal Jerman terintegrasi secara internasional, tidak seperti perekonomian dari sebagian besar negara lainnya yang tidak begitu terintegrasi ke dunia internasional. Pada saat ini perusahaan-perusahaan Jerman menghasilkan kira-kira sepertiga omset mereka melalui perdagangan dengan luar negeri - tendensinya naik. Masa depan lokasi bisnis Jerman dan banyak pabrik tergantung dari perdagangan luar negeri yang dinamis. Oleh karenanya persaingan bebas, pasar terbuka dan persyaratan yang mendukung perdagangan dan investasi sangat menentukan.

Demi tujuan tersebut Bagian Ekonomi Kedutaan dan Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman EKONID berusaha menjadi kontak person yang terpenting di Indonesia bagi para pelaku bisnis dari Jerman. Mereka juga mendapatkan dukungan dari koresponden Kantor Federal Ekonomi Luar Negeri (bfai) yang juga berkedudukan di Jakarta, seperti halnya Lembaga Kredit untuk Pembangunan Kembali (Kreditanstalt für Wiederaufbau - KfW).

Pada bidang perindustrian:
Jerman tergolong negara industri yang paling maju perkembangannya di dunia, dan merupakan perekonomian nasional terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan Jepang. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 82,3 juta jiwa, Jerman merupakan pula pasaran terbesar di dalam Uni Eropa (UE). Pada tahun 2007 dihasilkannya produk domestik bruto (PDB) sebesar 2.423 miliar Ero, yang berarti 29.455 Ero per kapita. Prestasi itu terutama dapat dicapai berkat perdagangan luar negeri. Dengan volume ekspor sebesar 969 miliar Ero (2007), sepertiga dari PDB-nya, Jerman adalah negara pengekspor barang terbesar di dunia dan mendapat julukan “juara dunia ekspor”. Maka perekonomian Jerman, berbeda dengan keadaan di kebanyakan negara lain, berorientasi global dan berpautan sangat erat dengan perekonomian dunia. Lebih dari setiap Ero keempat diperoleh sebagai imbalan untuk ekspor barang dan jasa - dan lebih dari setiap tempat kerja kelima tergantung dari perdagangan luar negeri. Pusat-pusat ekonomi terpenting di Jerman ialah Daerah Ruhr (daerah industri yang sedang berubah menjadi pusat teknologi tinggi dan jasa), kawasan di sekitar kota-kota München dan Stuttgart (teknologi tinggi, mobil), Rhein-Neckar (kimia) Frankfurt am Main (keuangan), Köln, Hamburg (pelabuhan, industri pesawat terbang Airbus, media), Berlin dan Leipzig.

Akhir-akhir ini perekonomian Jerman mengalami pertumbuhan mantap yang disebabkan oleh perkembangan konyungtur. Laju pertumbuhan pada tahun 2007 mencapai 2,5 persen. Peningkatan yang sangat jelas dicatat untuk investasi perusahaan yang naik dengan 8,4 persen. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang dicetuskan oleh impuls-impuls dari luar maupun dari dalam negeri, jumlah warga yang terdaftar sebagai penganggur terus menurun. Pada bulan Desember 2007 dicatat angka pengangguran sebesar 3,4 juta orang - angka paling rendah yang dicatat untuk bulan Desember sejak tahun 1992. Ada beberapa faktor yang telah mempengaruhi perkembangan positif di bidang ekonomi dan pasaran tenaga kerja ini. Melalui kebijakan ekonomi telah diperbaiki kondisi umum, dan dunia usaha telah memperbaiki daya saing perusahaan. Umpamanya terjadi penurunan biaya-samping upah, pasaran kerja diatur dengan cara lebih fleksibel, dan birokrasi disederhanakan. Selain itu diberlakukan pembaruan pajak perusahaan mulai tahun 2008. Langkah-langkah itu berarti keringanan selanjutnya bagi perusahaan. Di lain pihak para pengusaha pun mengoptimalkan struktur biaya dan pengadaan barang produksi, menanamkan modal untuk pengembangan produk inovatif, serta memperkuat posisi dalam menghadapi persaingan.